Aku melihatnya. Masih seperti kemarin siang, aku melihatnya duduk di atas trotoar pinggir jalan. Wajah keriput dan kulit legamnya seakan menceritakan betapa keras kehidupan yang pernah dilaluinya. Topi bundar lusuh yang sedikit terkoyak seakan tak mampu melindungi kepala rapuhnya dari sengatan matahari bulan Mei. Dengan tongkat ala kadarnya sebagai penopang tubuhnya (mungkin juga sebagai penopang hidupnya) ditemani wadah plastik bekas sabun yang digunakan sebagai penampung uang receh yang diberikan oleh para penderma yang masih peduli meliriknya (karena para dermawan sekarang lebih suka menyalurkan sebagian rizkinya melalui suatu lembaga sosial yang sudah sangat menjamur di kota tempat tinggalku ini,dengan beragam penawaran dan fasilitas yang dijanjikan melalui buletin atau spanduk dan alat promosi lainnya) duduk bersandar pada tembok sebuah bangunan yang katanya adalah bekas sebuah kantor apa aku lupa.Hmm, ternyata bajunya sudah ganti. Walaupun masih terlihat kumal dan lusuh. Matanya menatap kosong ke jalan raya. Kadang - kadang saja dia menatap lekat pada beberapa pengguna jalan yang melintas di depannya.
Hari ini dia mendapat lemparan uang receh lima ratusan dari seorang bocah yang memakai baju seragam putih merah. Syukurlah, kau masih memiliki secuil jiwa empati nak..pujiku pada seorang bocah perempuan berambut ikal dengan bando merah di kepalanya. Matanya tak lepas memandang laki - laki tua yang baru saja dilempari uang receh lima ratusan olehnya. Apa yang kau pikirkan sayang ? tanyaku menerka jalan pemikiran bocah imut nan penderma itu. Sambil berlalu dan sesekali masih menoleh pada sosok yang baru saja dilempari uang receh lima ratusan itu, ia tersenyum. Wow..! pemandangan yang jarang sekali ku tahu. Cepat kualihkan bola mataku pada laki - laki tua itu. Ouw..ternyata dia memberikan senyum termanisnya pada bocah perempuan imut itu sambil mengangguk tanda terima kasih (mungkin).
Pada tulisan mengenai gaya belajar sebelumnya, telah disinggung ciri – ciri gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Setelah kita mengenal gaya – gaya belajar ini, maka kita sebagai orang tua (guru) seharusnya tahu cara mengidentifikasi dan mengajar anak yang memiliki gaya belajar unik dan berharga ini.
Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana cara kita memaksimalkan gaya belajar mereka masing – masing ?
Yang kita lakukan terlebih dahulu adalah kita jelaskan kepada mereka bahwa orang belajar itu dengan cara yang berbeda – beda, sesuai dengan kenyamanan masing – masing, dan semua cara sama baiknya. Setiap cara mempunyai kekuatan sendiri – sendiri. Dan pada kenyataannya, kita semua memiliki ketiga gaya belajar itu, namun biasanya hanya satu gaya yang mendominasi (Rose dan Nicholl dalam Quantum Teaching, 2003).
Selanjutnya, marilah kita membuat mereka menyadari akan gaya belajarnya masing – masing.
Penilaian Visual-Auditorial-Kinestetik (V-A-K)
Penilaian berikut ini mungkin akan membantu kita dalam mengidentifikasi gaya belajar masing – masing anak, atau bahkan kita sendiri.
Tandailah kotak yang sesuai untuk setiap pertanyaan dan jumlahkan nilainya untuk setiap bagian. Lalu buatlah grafik untuk setiap hasilnya.
VISUAL
Sering
Kadang2
Jarang
Apakah anda rapi dan teratur?
Apakah anda berbicara dengan cepat ?
Apakah anda perencana dan pengatur jangka
panjang yang baik ?
Apakah anda pengeja yang baik dan dapatkah
anda melihat kata-kata dalam pikiran anda ?
Apakah anda lebih ingat apa yang dilihat
daripada yang didengar ?
Apakah anda menghafal dengan asosiasi
visual ?
Apakah anda sulit mengingat perintah lisan
kecuali yang dituliskan,dan apakah anda
sering meminta orang lain mengulang ucapan-
nya ?
Apakah anda lebih suka membaca daripada
dibacakan ?
Apakah anda suka mencoret-coret selama
menelpon/menghadiri rapat ?
Apakah anda lebih suka melakukan demonstra-
si daripada berpidato ?
Apakah anda lebih menyukai seni daripada
musik ?
Apakah anda tahu apa yang harus dikatakan,
tetapi tidak terpikir kata yang tepat ?
Sub total
x2
x1
x0
Total
AUDITORIAL
Sering
Kadang2
Jarang
Apakah anda berbicara pada diri sendiri saat
bekerja ?
Apakah anda mudah terganggu oleh keributan?
Apakah anda menggerakkan bibir/melafalkan
kata saat membaca ?
Apakah anda suka membaca keras dan mende-
ngarkan ?
Dapatkah anda mengulang dan menirukan
nada, perubahan, dan warna suara ?
Apakah anda merasa menulis itu sulit, tetapi
pandai bercerita ?
Apakah anda berbicara dengan pola berirama ?
Apakah menurut anda, anda pembicara yang
fasih ?
Apakah anda lebih menyukai musik daripada
seni ?
Apakah anda belajar melalui mendengar dan
mengingat apa yang didiskusikan daripada
yang dilihat ?
Apakah anda banyak bicara, suka berdiskusi,
dan menjelaskan panjang lebar ?
Apakah anda lebih baik mengeja keras-keras
daripada menuliskannya ?
Subtotal
x2
x1
x0
Total
KINESTETIK
Sering
Kadang2
Jarang
Apakah anda berbicara dengan lambat ?
Apakah anda menyentuh orang untuk menda-
patkan perhatiannya ?
Apakah anda berdiri dekat-dekat saat berbica-
ra dengan seseorang ?
Apakah anda berorientasi pada fisik dan
banyak bergerak ?
Apakah anda belajar melalui manipulasi dan
praktik ?
Apakah anda menghafal dengan berjalan dan
melihat ?
Apakah anda menggunakan jari untuk menun-
juk saat membaca ?
Apakah anda banyak menggunakan isyarat
tubuh ?
Apakah anda tak bisa duduk tenang untuk
waktu yang lama ?
Apakah anda membuat keputusan berdasar-
kan perasaan ?
Apakah anda mengetuk-ngetuk pena atau
jari, atau kaki saat mendengarkan ?
Apakah anda meluangkan waktu untuk
berolahraga dan kegiatan fisik lainnya ?
Subtotal
x2
x1
x0
Total
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
VAK
Isi grafik ini dengan nilai anda
Dari grafik ini kita akan tahu gaya belajar manakah yang mendominasi anak-anak kita, atau diri kita.
Nah, sekarang saatnya untuk memaksimalkan gaya belajar yang mendominasi anak kita atau pun kita sendiri untuk mendapatkan hasil yang gemilang di kemudian hari.
Yups..!!GEMILANG DI KEMUDIAN HARI , JADI HARUS SABAR YAAA...KARENA BELAJAR ADALAH PROSES !!
* Sumber : De Porter, Bobbi. QUANTUM TEACHING. Bandung: Kaifa.2003